Dampak Teknologi Informasi dan
Komunikasi Terhadap Aktivitas Pendidikan
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan
Gajayana No. 50, Dinoyo-Malang 65144
Telepon
(0341) 565418, 551354
http://www.uin-malang.ac.id
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kehadirat Allah swt, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
karya ilmiah ini dengan tepat waktu.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen pengajar yang telah memberikan banyak masukkan,
kritik dan saran agar dapat menyelesaikan karya ilmiah ini sebaik mungkin. Dan
terima kasih juga kepada kedua orang tua dan teman-teman penulis yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini
masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan, isi maupun pemilihan ide.
Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
yang dapat membangun penulis agar dapat menulis karya ilmiah yang lebih baik
lagi.
Dan penulis berharap, semoga dengan adanya karya ilmiah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca baik itu dari dosen pengajar,
teman-teman kuliah dan seluruh pembaca yang sudah mau menyempatkan diri untuk membaca
karya ilmiah ini.
Terima
kasih.
Malang, 11
September 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring
dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah terpengaruh dalam segala aspek
kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, seni dan bahkan di dunia
pendidikan. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari
dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan.
Setiap
inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan
manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi informasi sudah
menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan
dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan
untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan digunakan
untuk hal negatif.
Kehadiran
TIK dalam pendidikan bisa dimaknai dalam tiga paradigma, yaitu (1) TIK sebagai
alat atau berupa produk teknologi yang bisa digunakan dalam pendidikan, (2) TIK
sebagai konten atau sebagai bagian dari materi yang bisa dijadikan isi dalam
pendidikan, dan (3) TIK sebagai program aplikasi atau alat bantu untuk
manajemen pendidikan yang efektif dan efisien.
Ketiga
paradigma tersebut disinergikan dalam sebuah kerangka sumberdaya TIK yang
secara khusus diposisikan dan diarahkan untuk mencapai visi dan misi pendidikan
di Indonesia. Di era globalisasi pendidikan, disadari ataupun tidak, tantangan
dunia pendidikan ke depan akan lebih berat. Oleh karena itu, optimalisasi TIK menjadi
salah satu alternatif solusi dalam menopang dan menggerakkan dunia pendidikan
di kancah persaingan global.
Dalam dunia pendidikan di Indonesia,
ada beberapa alasan problematik yang melatarbelakangi pentingnya pemanfaatan
TIK, terutama dalam (1) meningkatkan mutu pendidikan di semua jenjang, (2)
mengatasi kesenjangan layanan pendidikan akibat kondisi geografis yang mana
jika diabaikan akan menimbulkan disparitas mutu layanan, dan (3) perubahan
sosio-budaya masyarakat yang bergerak dinamis, dan (4) memupuk rasa
nasionalisme untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang penulis
angkat, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
1. Bagaimana pengaruh perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi terhadap aktivitas pendidikan?
2. Bagaimana cara mengatasi
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap aktivitas pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya ilmiah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah ICT dan untuk meningkatkatkan
pengetahuan penulis dalam memahami dampak teknologi informasi dan komunikasi
terhadap aktivitas pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Teknologi Menurut
Para Ahli
Nana
Syaodih S. (1997: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah
ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu
memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya
mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana.
Terkait
dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu
perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk
memecahkan masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan Technology is
the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana
(1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang definisi teknologi yaitu
cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan
akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh
anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia.
Menurut
Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun
yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih
sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun
istilah “teknologi belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “
atau cara dan “logos” atau pengetahuan.
Jadi
secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian
teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra
dan otak manusia.
Sedangkan
menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai”
keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi
dalam setiap bidang kegiatan manusia.
B. Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK)
Di
era globalisasi peranan TIK menjadi semakin penting digunakan untuk
mengungkapkan data dan fakta menjadi sebuah informasi yang bisa dimanfaatkan.
Kontribusi TIK tidak terlepas dari suatu tanggung jawab agar data dan fakta
pendidikan dapat dikumpulkan, dikelola, disimpan, diteliti, dibuktikan dan
disebarkan agar masyarakat mendapatkan informasi penting dengan benar secara
efektif dan efisien.
TIK
pada hakikatnya adalah alat untuk mendapatkan nilai tambah dalam menghasilkan
suatu informasi yang cepat, lengkap, akurat, transfaran dan mutakhir. Salah
satu manfaat yang dapat dirasakan dalam kontribusi TIK adalah teknologi
internet. Internet sebagai media informasi telah memberikan peluang bagi setiap
orang.
Pengenalan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), diharapkan dapat membuat perubahan
pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan
beragam produk TIK. Melalui perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi, kita
bisa mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara
efisien dan efektif.
TIK
akan memudahkan kita, mendapatkan ide dengan cepat dan bertukar pengalaman dari
berbagai kalangan. Dengan demikian, diharapkan dapat mengembangkan sikap
inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga kita dapat memutuskan dan
mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan TIK secara tepat dan
optimal, termasuk implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.
Teknologi
Informasi dan Komunikasi mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan
Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan
dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan
informasi. Sedangkan Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan
dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari
perangkat yang satu ke lainnya.
Oleh
karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan
yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala
kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan
transfer/pemindahan informasi antar media. Secara khusus, tujuan mempelajari
Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
1. Menyadarkan kita akan potensi
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga
termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari teknologi ini sebagai dasar
untuk belajar sepanjang hayat.
2. Memotivasi kemampuan kita
agar bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan TIK, sehingga bisa
melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari hari secara mandiri dan
lebih percaya diri.
3.Mengembangkan kompetensi kita
dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan
belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari hari.
4. Mengembangkan kemampuan belajar
berbasis TIK, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan
mendorong kita lebih terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi
informasi, dan terbiasa bekerjasama.
5. Mengembangkan kemampuan belajar
mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggung jawab dalam
penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan
pemecahan masalah sehari hari.
C. Implementasi TIK (ICT) dalam
dunia pendidikan
Tidak
bisa dipungkiri, keberadaan komputer saat ini bukan lagi merupakan barang
mewah, Alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan, termasuk dalam
dunia pendidikan.
Saat
ini jumlah guru yang ada adalah 2.692.217, dari jumlah trsebut yang memenuhi
syarat sertifikasi 727.381 orang atau sekitar 27%, sehingga diperlukan sekitar
1.964.836 atau 73% guru yang harus itingkatkan kualifikasi pendidikan dan
profesionalismenya. Dan yang juga menjadi masalah adalah rendahnya tingkat
pemanfaatan ICT di sekolah (Digital Divide) ICT dapat menunjang optimalisasi
sekolah, karena potensi ICT cukup besar, diantaranya (1).Memperluas kesempatan
belajar, (2) Meningkatkan efisiensi, (3) Meningkatkan kualitas belajar, (4)
Meningkatkan kualitas mengajar, (5) Memfasilitasi pembentukan keterampilan, (6)
Mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan, (7) Meningkatkan perencanaan kebijakan
dan manajemen, (8) Mengurangi kesenjangan digital. Begitu besar peran ICT dalam
pendidkan sehingga secara khusus pemerintah dalam Pustekkom Diknas membagi
peran ICT di sekolah modern menjadi 7 peran sekaligus sebagi pilar pendidikan.
Ke-7 peran ICT tersebut yaitu
1. ICT
sebagai gudang ilmu pengetahuan.
Artinya dengan ICT sumber ilmu pengetahuan menjadi begitu kaya bahkan melimpah,
baik ilmu pengetahuan inti (core content) dalam pelajaran sekolah
maupun sebagai materi pengaya pembelajaran (content suplement).Pada
fungsi ini internet memiliki peran besar sebagai sumber ilmu pengetahuan yang
dapat diakses secara luas yang didalamnya telah terkoneksi dengan ribuan
perpustakaan digital, jutaan artikel/jurnal, jutaan e-book, dan lan-lain.
2. ICT
sebagai alat bantu pembelajaran. Artinya
bahwa pembelajaran saat ini lebih mudah dengan bantuan ICT, untuk menghadirkan
dunia di kelas dan dapat disajikan kepada seluruh siswa melalui peralatan ICT
seperti multimedia dan media pembelajaran hasil olahan komputer seperi poster,
grafik, foto, gambar, display, dan media grafis yang lainnya. Pemanfaatan CD
Interaktif, Video Pembelajaran, Multimedia presentasi, e-learning termasuk pada
bagian ini.
3. ICT
sebagai fasilitas pendidikan. Dalam hal ini ICT sebagai saran yang melengkapi fungsi
sekolah sebagai lembaga pendidikan, terutama fasilitasfasilitas yang bernuansa
elektronik seperti labolatorium komputer, peralatan di laboratorium bahasa,
raung multimedia, studio rekaman suara, studio musik, studio produksi video dan
editing.
4. ICT
sebagai standar kompetensi. Artinya ICT sebagai mata pelajaran yang kita kenal
Mata Pelajaran TIK. Mata pelajaran ini berisi standar kompetensi.
Selain peran TIK diatas, terdapat
pendapat lain tentang peranan TIK dalam pendidikan yaitu :
1. TIK sebagai Keterampilan (skill)
dan Kompetensi :
a. Setiap pemangku kepentingan harus memiliki kompentensi dan keahlian menggunakan TIK untuk pendidikan.
b. Informasi merupakan “bahan mentah” dari pengetahuan yang harus diolah melalui proses pendidikan.
c. Membagi pengetahuan antar satu peserta didik dengan yang lainnya bersifat mutlak dan tidak berkesudahan.
d. Belajar mengenai bagaimana cara belajar yang efektif dan efisien bagi pendidik, peserta didik, dan stakeholder.
a. Setiap pemangku kepentingan harus memiliki kompentensi dan keahlian menggunakan TIK untuk pendidikan.
b. Informasi merupakan “bahan mentah” dari pengetahuan yang harus diolah melalui proses pendidikan.
c. Membagi pengetahuan antar satu peserta didik dengan yang lainnya bersifat mutlak dan tidak berkesudahan.
d. Belajar mengenai bagaimana cara belajar yang efektif dan efisien bagi pendidik, peserta didik, dan stakeholder.
e. Belajar adalah proses
seumur hidup yang berlaku bagi setiap individu atau manusia.
2. TIK sebagai Infrastruktur
Pendidikan
a. Saat ini, bahan ajar banyak disimpan dalam format digital dengan model yang beragam seperti multimedia.
b. Para pendidik, instruktur dan peserta didik secara aktif bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.
c. Proses pendidikan seharusnya dapat dilakukan dimana dan kapan saja.
d. Perbedaan letak geografi seharusnya tidak menjadi batasan pendidikan.
e. “The network is the school” akan menjadi fenomena baru di dalam dunia pendidikan.
a. Saat ini, bahan ajar banyak disimpan dalam format digital dengan model yang beragam seperti multimedia.
b. Para pendidik, instruktur dan peserta didik secara aktif bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.
c. Proses pendidikan seharusnya dapat dilakukan dimana dan kapan saja.
d. Perbedaan letak geografi seharusnya tidak menjadi batasan pendidikan.
e. “The network is the school” akan menjadi fenomena baru di dalam dunia pendidikan.
3. TIK sebagai Sumber Bahan Belajar
a. Ilmu pengetahuan berkembang sedemikian cepatnya.
b. Pendidik yang hebat tersebar di berbagai belahan dunia.
c. Buku-buku, bahan ajar, dan referensi diperbaharui secara kontinyu.
d. Inovasi memerlukan kerjasama pemikiran.
e. Tanpa teknologi, proses peserta didikan yang “up-to-date” membutuhkan waktu yang lama.
a. Ilmu pengetahuan berkembang sedemikian cepatnya.
b. Pendidik yang hebat tersebar di berbagai belahan dunia.
c. Buku-buku, bahan ajar, dan referensi diperbaharui secara kontinyu.
d. Inovasi memerlukan kerjasama pemikiran.
e. Tanpa teknologi, proses peserta didikan yang “up-to-date” membutuhkan waktu yang lama.
4. TIK sebagai Alat Bantu dan
Fasilitas Pendidikan
a. Penyampaian pengetahuan seharusnya mempertimbangkan konteks dunia nyatanya.
b. Memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan untuk mempercepat penyerapan bahan ajar.
c. Peserta didik diharapkan melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya secara lebih bebas dan mandiri.
d. Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi antarpeserta didik dan pendidik.
e. Rasio antara pendidik dan peserta didik tidak dibatasi tergantung pada proses dan pemberian fasilitas.
a. Penyampaian pengetahuan seharusnya mempertimbangkan konteks dunia nyatanya.
b. Memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan untuk mempercepat penyerapan bahan ajar.
c. Peserta didik diharapkan melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya secara lebih bebas dan mandiri.
d. Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi antarpeserta didik dan pendidik.
e. Rasio antara pendidik dan peserta didik tidak dibatasi tergantung pada proses dan pemberian fasilitas.
5. TIK sebagai Pendukung Manajemen
Pendidikan
a. Setiap individu memerlukan dukungan pendidikan tanpa henti setiap harinya.
b. Transaksi dan interaksi interaktif antar-stakeholder memerlukan pengelolaan back-office yang kuat.
c. Kualitas layanan pada pengelolaan administrasi pendidikan seharusnya ditingkatkan secara bertahap.
d. Orang merupakan sumber daya yang sangat bernilai sekaligus terbatas dalam institusi.
e. Munculnya keberadaan sistem pendidikan inter dan antar organisasi.
a. Setiap individu memerlukan dukungan pendidikan tanpa henti setiap harinya.
b. Transaksi dan interaksi interaktif antar-stakeholder memerlukan pengelolaan back-office yang kuat.
c. Kualitas layanan pada pengelolaan administrasi pendidikan seharusnya ditingkatkan secara bertahap.
d. Orang merupakan sumber daya yang sangat bernilai sekaligus terbatas dalam institusi.
e. Munculnya keberadaan sistem pendidikan inter dan antar organisasi.
6. TIK sebagai Sistem Pendukung
Keputusan
a. Setiap individu memiliki karekteristik dan bakat masing-masing dalam pendidikan.
b. Pendidik seharusnya meningkatkan kompetensi dan keterampilan pada berbagai bidang ilmu.
c. Sumber daya terbatas, pengelolaan yang efektif seharusnya dilakukan.
d. Institusi seharusnya tumbuh dari waktu ke waktu dalam hal jangkauan dan kualitas.
e. Pemerintah seharusnya memiliki pengetahuan tentang profil institusi pendidikan.
a. Setiap individu memiliki karekteristik dan bakat masing-masing dalam pendidikan.
b. Pendidik seharusnya meningkatkan kompetensi dan keterampilan pada berbagai bidang ilmu.
c. Sumber daya terbatas, pengelolaan yang efektif seharusnya dilakukan.
d. Institusi seharusnya tumbuh dari waktu ke waktu dalam hal jangkauan dan kualitas.
e. Pemerintah seharusnya memiliki pengetahuan tentang profil institusi pendidikan.
Saat ini Depdiknas mempunyai program
pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara besar besaran. Ada tiga
posisi penting Depdiknas dalam program pengembangan TIK, yaitu:
1. Bidang kejuruan, TIK
menjadi salah satu jurusan di SMK. Pengembangan TIK secara teknis baik hardware
dan software masuk dalam kurikum pendidikan. Dibentuknya ICT center di seluruh
Indonesia. Untuk menghubungkan sekolah sekolah di sekitar ICT center dibangun
WAN (Wireless Area Network) Kota.
2. Pustekkom, sebagai salah
satu ujung tombak dalam pengembangan TV pendidikan interaktif, E learning dan E
SMA. Program ini bertujuan untuk mempersempit jurang perbedaan kualitas
pendidikan antara kota besar dengan daerah.
3. Jardiknas (Jejaring
Pendidikan Nasional), bertujuan untuk mengintegrasikan kedua program di atas
agar terbentuk sebuah jaringan yang menghubungkan semua sekolah di Indonesia.
Sehingga diperkirakan di masa depan semua sekolah di Indonesia akan terkoneksi
dengan internet. Melihat program yang diadakan oleh Depdiknas kita bisa
memanfaatkan fasilitas tersebut karena bersifat terbuka.
Pengembangan TIK untuk mendukung
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah sesuatu yang mutlak. Dalam
Renstra Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009, program pengembangan
TIK bidang pendidikan akan dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut.
1. Tahap pertama meliputi (a)
merancang sistem jaringan yang mencakup jaringan internet, yang menghubungkan
sekolah-sekolah dengan pusat data dan aplikasi, serta jaringan internet sebagai
sarana dan media komunikasi dan informasi di sekolah, (b) merancang dan membuat
aplikasi database, (c) merancang dan membuat aplikasi manajemen untuk
pengelolaan pendidikan di pusat, daerah, dan sekolah, dan (d) merancang dan
membuat aplikasi pembelajaran berbasis web, multimedia, dan interaktif.
2. Tahap kedua meliputi (a)
melakukan implementasi sistem pada sekolah-sekolah di Indonesia yang meliputi
pengadaan sarana/prasarana TIK dan pelatihan tenaga pelaksana dan guru dan (b)
merancang dan membuat aplikasi pembelajaran.
3. Tahap ketiga dan keempat adalah
tahap memperluas implementasi sistem di sekolah-sekolah.
Uraian di atas lebih berfokus pada tahapan-tahapan yang diharapakan dilakukan Depdiknas dalam kurung waktu tahun 2005-2009 dalam rangka pengembangan TIK dalam pendidikan. Dalam merealisasikan rencana ini, Depdiknas membangun ICT Center Kabupaten/Kota melalui Program Jardiknas yang terdiri atas jaringan komputer, internet, dan TV Edukasi. ICT Center ini akan terkoneksi dengan sekolah-sekolah dan kantor dinas pendidikan. Selain itu, guru perlu juga diperlengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk menggunakan perangkat TIK. Untuk itu, manajemen sekolah perlu mengetahui kesiapan dan pelatihan TIK yang dibutuhkan guru.
D. Dampak TIK terhadap aktivitas pendidikan
Tahukah
kita selain membawa manfaat yang besar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
juga mempunyai pengaruh buruk yang besar pula pada perkembangan generasi anak
bangsa. Saat ini perangkat yang paling mempengaruhi anak pelajar Indonesia saat
ini antara lain :
1. Komputer
2. Handphone
3. MP4 player
4. Game
Console
5. Media
tontonan seperti Televisi dan Film
Namun
kali ini kita akan membahas salah satu diantaranya yaitu pengaruh buruk
Teknologi Komputer. Pengaruh positif atau negatif yang bisa muncul dari alat
ini tentu saja lebih banyak tergantung dari pemanfaatannya. Bila anak-anak
dibiarkan menggunakan komputer secara sembarangan, pengaruhnya bisa jadi
negatif. Sebaliknya, komputer akan memberikan pengaruh positif bila digunakan
dengan bijaksana, yaitu membantu pengembangan intelektual dan motorik anak.
Pengaruh
buruk lewat internet
Mampu mengakses internet
sesungguhnya merupakan suatu awal yang baik bagi pengembangan wawasan anak.
Penulisngnya, anak juga terancam dengan banyaknya informasi buruk yang
membanjiri internet. Melalui internetlah berbagai materi bermuatan seks, kekerasan,
dan lain-lain dijajakan secara terbuka dan tanpa penghalang. Sebuah studi yang
menunjukkan bahwa satu dari 12 anak di Canada sering menerima pesan yang berisi
muatan seks, tawaran seks, saat tengah berselancar di internet.
Pengaruh
Buruk Terlalu Sering Bermain Komputer
Kecanduan bermain komputer
ditengarai memicu anak menjadi malas menulis, menggambar atau pun melakukan
aktivitas sosial. Kecanduan bermain komputer bisa terjadi terutama karena sejak
awal orangtua tidak membuat aturan bermain komputer. Seharusnya, menurut Rizal,
orangtua perlu membuat kesepakatan dengan anak soal waktu bermain komputer.
Misalnya, anak boleh bermain komputer sepulang sekolah setelah selesai
mengerjakan PR hanya selama satu jam. Waktu yang lebih longgar dapat diberikan
pada hari libur.
Pengaturan waktu ini perlu dilakukan
agar anak tidak berpikir bahwa bermain komputer adalah satu-satunya kegiatan
yang menarik bagi anak. Pengaturan ini perlu diperhatikan secara ketat oleh
orangtua, setidaknya sampai anak berusia 12 tahun. Pada usia yang lebih besar,
diharapkan anak sudah dapat lebih mampu mengatur waktu dengan baik.
* Menimbang untung ruginya
mengenalkan komputer pada anak, pada akhirnya memang amat tergantung pada
kesiapan orangtua dalam mengenalkan dan mengawasi anak saat bermain komputer.
* Selain itu juga pihak sekolah
harus ikut andil dalam memberikan pengarahan terbaik agar siswa/siswi dapat
mempergunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi ke arah yang positif.
* Pemerintah sebagai pengendali
semua sistem penyedia Informasi harusnya lebih aktif dalam mengontrol
penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Generasi Anak Bangsa.
Sadar atau tidak sadar Teknologi
Informasi dan Komunikasi telah membawa perubahan besar terhadap Generasi
Penerus Bangsa, hanya tinggal kita yang bisa atau tidak membawa perubahan itu
ke arah yang positif atau negatif.
E. Permasalahan dan
Solusi internet dalam dunia Pendidikan
Kendala
bidang pendidikan ini dapat diatasi dengan adanya internet yang bisa diakses
oleh peserta didik di perguruan tinggi. Berbagai macam informasi seperti
perpustakaan online, jurnal online, majalah, dan bahkan buku-buku teks yang
dapat di-download gratis dari berbagai situs yang ada dalam dunia internet.
Mahasiswa bisa mencari apapun yang berkaitan dengan materi perkuliahan
disampaikan dosen di kelas, untuk memperbandingkan, memperkaya pengetahuan, dan
mencari sesuatu yang memerlukan kejelasan dan pemahaman mendalam.
Permasalahan
selalu timbul dalam dunia pendidikan adalah kekurangan informasi dan referensi
akibat terbatasnya jumlah sarana belajar. Ketersediaan buku – buku di
perpustakaan terutama pada lembaga pendidikan swasta cukup memprihatinkan dan
sangat jauh dari harapan jika yang menjadi tujuan adalah melahirkan
sarjana-sarjana berkualitas dari universitas.
Namun
pada praktiknya, sosialisasi internet bagi dunia pendidikan tidak semudah yang
dibayangkan dan diharapkan banyak pihak, menurut Rahardjo (2001), terbatasnya
pemanfaatan teknologi informasi ini dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya
kurangnya penguasaan bahasa Inggris, kurangnya sumber informasi dalam bahasa
Indonesia, mahalnya biaya akses internet, dan ketidaksiapan tenaga pendidik.
Faktor
pertama, merupakan permasalahan utama dalam memanfaatkan segala teknologi hasil
karya masyarakat Barat. Produk-produk teknologi yang sampai ke tangan
masyarakat dunia umumnya menggunakan komunikasi berbahasa Inggris sehingga
menyulitkan bagi para pengguna seperti mahasiswa Indonesia yang Jurnal Ilmiah
umumnya masih memiliki kemampuan rendah dalam bahasa asing, sedangkan banyak
informasi-informasi dan ilmu pengetahuan direkayasa dalam bahasa internasional
tersebut.
Faktor
kedua, keterbatasan informasi dan ilmu pengetahuan dalam bahasa Indonesia,
menjadi salah satu penyebab rendahnya penggunaan internet dalam negeri.
Kesadaran masyarakat Indonesia untuk berbagi ilmu pengetahuan masih sangat
rendah dibanding di luar negeri. Informasi masih dianggap suatu hal pribadi dan
berharga mahal yang tidak dapat diakses oleh seluruh orang, menjadikan
pengetahuan hanya berkembang untuk diri pribadi dan komunitas tertentu saja.
Faktor
ketiga, adalah kendala mahalnya biaya untuk menggunakan internet di dalam
negeri. Untuk mengakses internet pribadi dengan menggunakan jaringan telepon
milik pemerintah seseorang harus mengeluarkan biaya hampir sepuluh ribu rupiah
per jam sehingga membatasi pemanfaatan internet tersebut. Solusi ini dapat
dipecahkan dengan menggunakan internet pada warung-warung internet dengan biaya
yang lebih murah antara dua ribu sampai tiga ribu rupiah per jam. Namun masih
saja terlalu mahal untuk seorang mahasiswa apabila harus menggunakan dalam
frekuensi tinggi (selalu mengakses).
Faktor
terakhir, permasalahan dari tenaga pendidik itu sendiri yang masih belum siap
menggunakan teknologi internet dalam proses pengajarannya akibat kurangnya
kemampuan dosen dalam bidang ini. Seorang dosen tidak akan pernah menyarankan
kepada mahasiswa memperkaya wawasan dengan fasilitas internet akibat
kekurangmampuannya sendiri. Dampak akhir yang terjadi mahasiswa tidak akan
termotivasi untuk mengembangkan diri jika dosen tidak pernah menyarankan
pemanfaatan sumber ilmu non formal tersebut.
Masalah
terpenting dari sekian faktor penghambat di atas terletak pada faktor ketiga
dan keempat yakni mahalnya biaya akses dan keterbatasan dosen. Jika kendala
bahasa tidak menjadi masalah, lambat laun mahasiswa akan terus belajar dengan
sendirinya dengan tingginya frekuensi penggunaan internet, sehingga mereka akan
lebih memahami penguasaan istilah-istilah asing dari internet tersebut. Sumber
motivator utama dari dosen adalah faktor terpenting dalam mensosialisasikan
kegiatan penunjang pembelajaran. Misalnya untuk melengkapi informasi tentang
sebuah kajian masalah di dalam kelas, mahasiswa dianjurkan untuk membuka
homepage milik dosen, atau mengakses situs-situs lain yang disarankan dosen.
Dari
segi mahalnya biaya kendala ini dapat diatasi dengan berperan penting lembaga
pendidikan/universitas untuk mengembangkan sistem pembelajaran internet dengan
membangun sebuah jaringan internet di lembaga pendidikan, menyediakan sarana
penyewaan dengan biaya yang lebih murah dibanding warung internet milik
penguasaha bisnis.
Pengaturan waktu ini perlu dilakukan
agar anak tidak berpikir bahwa bermain komputer adalah satu-satunya kegiatan
yang menarik bagi anak. Pengaturan ini perlu diperhatikan secara ketat oleh
orangtua, setidaknya sampai anak berusia 12 tahun. Pada usia yang lebih besar,
diharapkan anak sudah dapat lebih mampu mengatur waktu dengan baik.
* Menimbang untung ruginya
mengenalkan komputer pada anak, pada akhirnya memang amat tergantung pada
kesiapan orangtua dalam mengenalkan dan mengawasi anak saat bermain komputer.
* Selain itu juga pihak sekolah
harus ikut andil dalam memberikan pengarahan terbaik agar siswa/siswi dapat
mempergunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi ke arah yang positif.
* Pemerintah sebagai pengendali
semua sistem penyedia Informasi harusnya lebih aktif dalam mengontrol
penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Generasi Anak Bangsa.
Sadar atau tidak sadar Teknologi Informasi dan Komunikasi
telah membawa perubahan besar terhadap Generasi Penerus Bangsa, hanya tinggal
kita yang bisa atau tidak membawa perubahan itu ke arah yang positif atau
negatif.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus, bahkan
dewasa ini berlangsung dengan pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam
hitungan tahun, bulan, atau hari, melainkan jam, bahkan menit atau detik,
terutama berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi yang ditunjang
dengan teknologi elektronika. Pengaruhnya meluas ke berbagai bidang kehidupan,
termasuk bidang pendidikan.
Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat cepat ini memberikan dampak positif dan dampak negatif. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak positif dengan semakin terbuka dan
tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus batas
ruang dan waktu. Dampak negatifnya yaitu terjadinya perubahan nilai, norma,
aturan, atau moral kehidupan yang bertentangan dengan nilai, norma, aturan, dan
moral kehidupan yang dianut masyarakat.
Menyikapi keadaan ini, maka peran pendidikan sangat penting
untuk mengembangkan dampak positif dan memperbaiki dampak negatifnya.
Pendidikan tidak antipati atau alergi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, namun sebaliknya menjadi subyek atau pelopor dalam pengembangannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Gairola, C. M. (2004). Information
and Communications Technology for Development. New Delhi: Elsevier.
S.P.Hariningsih. 2005. Teknologi
Informasi. Penerbit Graha Ilmu.
Yuhetty, H. (n.d.). ICT and
Education in Indonesia. Retrieved 11 20, 2008, fromhttp://www.lib.itb.ac.id/: http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin/e-list/Indonesia-ICT-paper.pdf
Munir. (2009). Pembelajaran Jarak
Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung, Penerbit:Alfabeta.
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung, Penerbit:Alfabeta.
http://www.wikipedia.org
http://www.google.co.id